Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Islam: Pengertian, Tingkatan, Perintah dan Larangan

 

islam, larangan islam, perintah dalam islam


Islam - Assalmualikum Warahmatullahi Wabarakath. Hi, sahabat Islamkeren.com, pada kesempatan ini kembali lagi bersama kami untuk membahas dan menguliti tuntas mengenai Pengertian Islam, Tingkatan dalam Islam dan Perintah dan Larangan dalam Islam.

Islam merupakan salah satu agama yang dianut di Indonesia dan menjadi agama mayoritas. Bukan Cuma di Indonesia, Agama Islam juga tersebar di seluruh dunia. Islam mengandung makna yang mendalam dan memiliki kesakralan yang harus sahabat Islamkeren.com ketahui.

Jika dilihat dari penganut agama Islam yang begitu banyak tersebar di seluruh dunia, tidak dipungkiri masih banyak yang bertanya mengenai apa itu Islam?, apa saja rukun Islam? Bagaimana cara sholat? Apa saja yang harus dilakukan saat bulan Ramadhan?, Bagaimana cara berzakat?, dan Bagaimana cara berhaji?

Islamkeren.com akan memcoba membahas tuntas Islam: Pengertian, Tujuan, Tingkatan, Perintah dan Larangannya, baik dengan bahasa yang sederhana, merujuk dari Al-Qur’an, Hadis, dan beberapa sumber tokoh agama yang terkemuka.

Tujuan dari artikel “Islam: Pengertian, Tujuan, Tingkatan, Perintah dan Larangannya” agar dapat memberikan wawasan mengani Islam dan dapat membuat kamu semakin denkat dengan sang pencipta dan lebih menjiwai Islam itu sendiri.

Tanpa banyak lagi tulisan yang tertuang tentang prolog di artikel ini, yuk, simak artikel Islam: Pengertian, Makna dan Aspek-nya, dibawah ini!

Apa Itu Islam?

Secara Bahasa, Islam berasal dari sebuah kata “aslama”, “yuslimu”, “Islaaman” dan memiliki arti tunduk, patuh, dan juga selamat. Jadi dapat diartikan bahwa Agama Islam adalah kepasrahan dan tunduk kepada Allah Subahana Wataallah.

Maka orang beragama Islam harus memiliki sifat pasrah dan kepatuhan terhadap apa yang diajarkan oleh Agama Islam itu sendiri.

Poin selanjutnya dari istilah Islam adalah selamat, seseorang yang beragama Islam harus menyelamatkan disendiri, orang lain dengan menjalankan perintah Allah SWT yang telah teruang dalam Al-Qur’an dan Hadis secara jelas.

Menurut Istilah, Islam merupakan agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW untuk para manusia agar tunduk patuh dan selamat di dunia dan akhirat.

Menurut As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang diambil dari kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:

اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالَّتْوِحْيِد وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ الشِّرْكِ.

Artinya:

“Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik.”

Dalam surah Al-Baqarah ayat 112

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌۭ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya

"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Ayat lain dalam surat Ali Imran ayat 19

 

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَـٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

Artinya:

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."

Selanjutnya, Islam memiliki bagian sendi-sendi yang telah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW yang diriwatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

Artinya:

“Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Islam itu didirikan atas lima perkara:

  1. Bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
  2. Mendirikan shalat 
  3. Mengeluarkan zakat
  4. Menunaikan ibadah haji
  5. Berpuasa di bulan Ramadhan"

Lima hal diatas merupakan garis besar dari ajaran Agama Islam karena dapat menyebabkan muslim dapat menjadi golongan kafir dan juga dapat menentukan arah Surga dan Neraka.

Baca juga: Sholat Tahajud: Dikengkapi Tatat Cara, Niat dan Doa

Apa Tujuan Islam Diturunkan Di Dunia?

Tujuan agama Islam diturunkan iyalah agar manusia dapat memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun diakhirat.

Agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW tidak hanya membawa nilai-nilai abstark tapi juga membawa aturan yang dinamai dengan Syariat Islam.

Syariat Islam merupakan sebuah aturan Allah SWT yang membahas  tentang hubungan hamba dengan tuhannya dan hambah dengan hambah.

Fungsi syariat Islam diturunkan agar manusia mendapatkan kebaikan baik itu di dunia maupun di akhirat. Pada Al-Qur’an, Allah SWT telah menyebutkan kata SYARI’AH. Diantaranya:

ثُمَّ جَعَلْنَٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ فَٱتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُون

Artinya:

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.(QS: Al-Jatsiyah: 18).

شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ  أَنْ أَقِيمُوا ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيه

Artinya:

Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.(QS: Asy-Syuura: 13).

Pada ayat diatas dapat dilihat bahwa SYARIAT merupakan padanan dengan AGAMA. Menurut salah satu tokoh agama Syaikh Muhammad Syaltou mengemukakan bahwa Syariat merupakan sebuah pedoman muslim  untuk berhubungan dengan tuhannya dan juga sesamnya muslin dan juga non-muslim, alam dana seluruh mahluk didunia ini.

Jadi kesimpulannya adalah tujuan diturankan agama Islam  agar bias menjadi pedoman manusia, baik itu rohani, jasmani, social dan individu.

Abu Ishaq al-Shatibi telah merumuskan lima tujuan (hukum) Islam, sebagai berikut:

1.    Agama (Hifdz Ad-Din)

2.    Jiwa (Hifdz An-Nafs)

3.    Akal (Hifdz Al’Aql)

4.    Keturunan (Hifdz An-Nasb)

5.    Harta (Hifdz Al-Maal)

Dari lima tujuan hukum Islam diatas kepustakaan disebut al-maqasid al-khamsah atau al-maqasid al- shari’ah. Dari 5 (lima) tujuan ini, maka ketentraman kehidupan manusia terpenuhi.

Baca juga: Tata Cara Zakat Fitrah: Amal Ibadah Berbagi Berkah dalam Kehidupan

Tingkatan Dalam Islam

A.  Islam

Dalam agama Islam terdapat lima rukun, sebagai berikut:

1. Mengucapkan dua Kalimat Syahadat

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ

Artinya:

"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

2. Mendirikan shalat

Surah An-Nisa' (4:103)

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Artinya

"Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

3. Membayar zakat

Surah Al-Baqarah (2:43)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Artinya:

"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'."

4. Menunaikan puasa di bulan suci Ramadhan

Surah Al-Baqarah Ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

5. Menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika mampu

Surah Ali 'Imran (3:97)

فِيهِ ءَايَـٰتٌۢ بَيِّنَـٰتٌۭ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًۭا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَـٰلَمِينَ

Artinya:

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

Dari lima rukun Islam diatas sama dengan sabda Rasulullah SAW :

اْلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً.

Yang artinya:

“Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju ke sana.”

Dan selanjutnya sabda lain Nabi Muhammad SAW, yaitu :

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ.

Yang artinya:

“Islam dibangun atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah.”

B. Iman

Iman didefiniskan oleh para ulama Ahlus Sunnah Waljamaah sebagain perbuatan dan perkataan, yang berarti yakin sepenuh hati sembari mengucapkan dan mengerjakan. Iman terkadang tertambah ketaatan seseorang atau juga bahkan dapat berkurang karena perbuatan yang menimbulkan dosa dan maksiat yang dilakukan.

Sabda Rasulullah SAW menunjukan bahwa iman memiliki beberapa tingkatan, sebagai berikut:

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيْمَانِ

Artinya:

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.”

Setalah membaca sabda Rasulullah SAW diatas, maka diketahui bahwa ada beberapa cabang iman yang harus harus diketahui baik dari tertinggi sampai terrendah. Akan tetapi, secara garis besar rukun Iman terdapat enam, yaitu:

  1. Iman kepada Allah
  2. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah
  3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
  4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah
  5. Iman kepada Hari Kiamat
  6. Iman kepada Qadha dan Qodar (takdir baik dan buruk)

Dari rukun iman diatas telah singkron dengan hadits yang dialog antara Malaikat Jibril Alaihissalam dengan Rasullullah Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu.

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ اْلآخِِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.

Yang artinya:

“Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk.”

C. Ihsan

Setelah membahas Islam dan Iman, sekarang ayo beralih ke IHSAN. Ihsan sendiri memiliki satu rukun yaitu Muslim atau muslimah beribadah kepada Allah SWT seakan ia beritraksi dengan tuhannya (melihat tuhannya), namun jika ia tidak melihatnya, maka sungguh Allah SWT melihat mereka.

Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu meriwayatkan Malaikat Jibril bertanya tentang Ihsan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan Rasulpun menjawab:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.

Yang artinya: 

“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”

Dapat ditarik kesimpulan, makna Ihsan menurut bahasa adalah memperbaiki amal, menekuni dengan sungguh-sungguh dan ikhlaskan.

Ihsan diterangkan oleh  Baginda Rasulullah SAW bersifat pebaikan lahir dan bantin dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekakan-akan Allah mengawasi setiap langkah dan hadir dihadapan hambahnya.

Rasa takut, cemas dan mengagungkan Allah SWT membuat seorang muslim mengikhlaskan ibadahnyaa hanya untuk Allah SWT.

Baca juga: Step-by-Step Sholat Jenazah: Panduan Lengkap dengan Doa dan Bacaan

Perintah dan Larangan dalam Islam

A. Perintah

1.      Islam memerintahkan agar tidak menyekutukan Allah SWT, hanya beribadah kepadanya saja.

2.      Islam memerintahkan berakidah dengan tepat, sesuai dengan seruan sahabat Rasullullah SAW yeng telah mendapatkan petunjuk.

3.      Islam memerintahkan untuk berbakti, menyayangi, dan menghormati kedua orang tua.

4.      Islam menyeruhkan bersilahturahmi dan salang menghormati semasama tetangga.

5.      Islam mengajarkan untuk selalu membantu muslim maupun muslimain yang terkena musibah atau kurang mampu agar dapat meringankan kesusahan mereka.

6.      Islam memerintahkan memberisalam kepada muslim terlebih dahulu ketika bertemu dan saling tolong menolong dalam kebaikan.

7.      Islam menyeruhkan mejenguk muslim yang sedang sakit, saling mendoakan, mengantar jenazah dan ziarah kubur.

Seruan diatas dilandaskan sabda Nabi Muhammad SAW:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Yang artinya:

“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam.” (Para Shahabat bertanya), “Apa saja wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Apabila engkau berjumpa dengannya, maka ucapkanlah salam, bila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya, bila ia meminta nasihat, maka nasihatilah, bila ia bersin lalu mengucapkan tahmid (alhamdulillah), maka do’akanlah (dengan ucapan: ‘Yarhamukallaah’), bila ia sakit, maka jenguklah, dan bila ia wafat, maka antarkanlah jenazahnya (ke pemakaman).”

8.      Islam mengajarkan agar supaya berlaku adil dan saling mencintai sesama kaum muslim, seperti menyayangi diri sendiri.

9.      Islam mengajarkan menjaga kehormatan diri dan mengangkat derajat posis yang lemah dan hina dengan mencari rezki yang halal.

10.  Islam mengajrkan agar tidak tergesa-gesa mengambil keputusan, berlaku amanah, berbaik sangkah, melakukan kebaikan, tidak mengingkari janji, dan berlombah-lombah dalam kebaikna.

 

B. Larangan

1.      Islam melarang menduakan Allah, baik itu syirik besar maupun syirik kecil.

Islam melarang syirik, baik syirik kecil maupun syirik akbar. Perbuatan syirikl merupakan dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT, oleh karena itu jauhilah syirik. Allah SWT  berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Allah mengampuni (dosa) selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisa’ (4) : 48].

2.      Islam melarang kekafiran, kedurhakaan, mengikuti hawa nafsu tercela, dan kefasikan.

3.      Islam melarang bid’ah, yaitu mengadakan suatu ajaran atau ibadah baru dalam agama.

4.      Islam melarang riba, segala transaksi riba dan melarang memakan harta riba. Allah melaknat semua orang yang melaksanan transaksi riba, makan riba, saksinya, wakilnya, dan penulisnya.

5.      Islam melarang umatnya memiliki sifat takabur, hasad, ujub atau bangga diri, dengki, memaki dan mencela orang lain, dan tidak boleh mengganggu tetangga.

6.      Islam melarang perbuatan seperti menggunjing (ghibah), yaitu membuka, membicarakan aib dan keburukan orang lain.

7.      Islam melarang perbuatan adu domba (namimah), yaitu menjelek-jelekkan antar sesama untuk bermusuhan dan bertengkar sehingga menimbulkan kegaduhan dan kerusakan.

8.      Islam melarang banyak bicara, apalagi hal yang tidak berguna atau membicarakan berita atau hal yang belum tentu kebenarannya, menyebarluaskan rahasia orang lain, serta menganggap remeh dan memandang rendah orang lain.

9.      Islam melarang perbuatan mencaci-maki, mengolok-olok, mencela, mengutuk, dan ungkapan-ungkapan buruk lainnya. Dilarang memanggil orang lain dengan sebutan atau panggilan yang buruk.

10.  Islam melarang kita banyak bertengkar, bercanda yang hina, berdebat, dan meremehkan serta merendahkan orang lain.

11.  Islam melarang pengkhianatan, perbuatan fitnah, ingkar janji yang menyebabkan ketidakpastian bagi orang lain.

12.  Islam melarang perbuatan durhaka, baik kepada kedua orang tua, guru, dan para orang tua lain.

13.  Islam melarang memutus hubungan silaturahmi, baik dengan tetangga, sanak saudara, kerabat famili terdekat, maupun teman sesama muslim.

14.  Islam melarang berburuk sangka, dan perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain.

15.  Islam melarang mencukur alis, mengerik bulu wajah, menyambung rambut, membuat tato, dan membuka aurat.

16.  Islam melarang minuman keras (khamr), perjudian dan melarang memperjualbelikan atau mengkonsumsi narkoba.

17.  Islam melarang perbuatan curang dalam takaran timbangan (jual-beli), promosi palsu dan dusta, serta menggunakan harta untuk hal yang diharamkan.

18.  Islam melarang permusuhan dan perbuatan saling menjauhi antar sesama, sifat acuh, dan saling bermusuhan, serta tidak boleh membiarkan seorang muslim tidak menyapa saudaranya lebih dari 3 hari.

19.  Islam melarang perzinahan, lesbian, LGBT, homoseks, dan segala perbuatan tercela yang menyimpang. Dan juga dilarang membunuh, karena itu semua diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.

20.  Islam melarang menyuap orang lain atau menerima uang sogokan (uang suap).

Sebagai umat muslim, kita hendaknya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah serta menjauhi segala larangannya. Selain itu, kita dapat menjadikan nabi Muhammad saw sebagai panutan hidup, mengikuti ajaran atau hal yang dicontohkan olehnya. 

Posting Komentar untuk "Islam: Pengertian, Tingkatan, Perintah dan Larangan"