Puasa Asyura | Pengertian, Keutamaan, Niat, Tata cara, dan Dalil
Puasa Asyura, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Keutamaan Puasa Asyura telah dijelaskan dalam berbagai hadis, di mana Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya. Sejarah Puasa Asyura juga memberikan kita wawasan mendalam tentang pentingnya hari ini, yang penuh dengan peristiwa bersejarah bagi umat Islam.
Dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, puasa ini juga dikenal dengan sebutan Puasa 10 Muharram. Tidak hanya itu, banyak umat Islam yang turut menjalankan Puasa Muharram, mengingat Muharram sendiri adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai niat Puasa Asyura, sunnah yang menyertainya, serta fadhilah yang bisa didapatkan oleh mereka yang menjalankannya dengan penuh keikhlasan.
Dengan memahami keutamaan dan sejarah Puasa Asyura, diharapkan kita semua bisa lebih termotivasi untuk mengamalkannya sebagai bagian dari upaya meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa Asyura | Pengertian, Keutamaan, Niat, Tata cara, dan Dalil
Apa itu Puasa Asyura?
Puasa Asyura adalah merupakan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan di tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Kata "Asyura" berasal dari kata Arab "عاشوراء" yang berarti "kesepuluh," merujuk pada hari kesepuluh bulan Muharram.
Sejarah Puasa Asyura
Puasa Asyura telah dikenal sejak zaman sebelum Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau menemukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur atas penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel dari kejaran Firaun. Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda bahwa umat Islam lebih berhak menghormati Musa dibandingkan umat Yahudi, dan beliau memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura.
Apa Keutamaan Puasa Puasa Asyura?
Puasa Asyura memiliki berbagai keutamaan yang membuatnya menjadi salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah beberapa keutamaan Puasa Asyura berdasarkan hadis-hadis yang sahih:
Menghapuskan Dosa Setahun yang Lalu:
Salah satu tujuan terbesar Puasa Asyura adalah dapat menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda:
"صَوْمُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهَا" (رواه مسلم)
Artinya:
"Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)
Mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW:
Dengan melaksanakan Puasa Asyura, umat Islam mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Ini adalah bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Menghidupkan Tradisi Nabi Musa AS:
Puasa Asyura adalah sebuah bentuk untuk meng hormatan terhadap Nabi Musa AS. Nabi Muhammad SAW memerintahkan puasa ini setelah mengetahui bahwa kaum Yahudi di Madinah berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur atas penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel dari kejaran Firaun.
Peningkatan Ketakwaan:
Melaksanakan Puasa Asyura membantu umat Islam meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT. Puasa ini menjadi momen untuk refleksi diri, meningkatkan kesabaran, dan menguatkan spiritualitas.
Memperoleh Pahala Besar:
Setiap ibadah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW akan mendatangkan pahala yang besar dari Allah SWT. Puasa Asyura termasuk dalam ibadah sunnah yang memiliki pahala besar.
Memotivasi untuk Menjalankan Puasa Sunnah Lainnya:
Dengan melaksanakan Puasa Asyura, umat Islam dapat termotivasi untuk menjalankan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Tasu’a (puasa pada tanggal 9 Muharram) dan puasa sunnah lainnya yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Islam:
Puasa Asyura juga mengingatkan umat Islam akan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel, serta peristiwa lainnya yang terjadi pada hari Asyura. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran sejarah dan kecintaan terhadap ajaran Islam.
Dengan memahami dan mengamalkan Puasa Asyura, umat Islam dapat meraih berbagai keutamaan tersebut, sekaligus meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas mereka.
Apa Niat Puasa Asura?
Niat puasa Asyura, seperti niat ibadah lainnya dalam Islam, dilakukan di dalam hati dan tidak harus diucapkan secara lisan. Namun, mengucapkan niat secara lisan juga diperbolehkan dan dapat membantu seseorang dalam mengingat niatnya. Berikut adalah niat puasa Asyura dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
Niat Puasa Asyura
Dalam Bahasa Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:
"Aku berniat untuk berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta'ala."
Cara Niat Puasa Asyura
Dilakukan di Malam Hari:
Niat puasa Asyura sebaiknya dilakukan di malam hari sebelum fajar, sebagaimana puasa lainnya. Namun, jika seseorang terlupa dan masih di pagi hari sebelum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, ia masih dapat berniat untuk puasa tersebut.
Diucapkan di Dalam Hati:
Niat sebenarnya adalah tekad di dalam hati untuk melaksanakan puasa. Meskipun mengucapkannya secara lisan adalah baik dan membantu, yang terpenting adalah tekad tersebut hadir dalam hati.
Contoh Niat Lisan:
Jika seseorang memilih untuk mengucapkan niat secara lisan, ia bisa mengucapkannya seperti berikut:
"Aku berniat untuk berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta'ala."
Dengan niat yang tulus dan ikhlas, diharapkan puasa Asyura yang dilaksanakan dapat diterima oleh Allah SWT dan membawa berkah serta keutamaan yang dijanjikan.
Bagaimana Tata Cara Puasa Asyura?
Puasa Asyura memiliki tata cara yang serupa dengan puasa lainnya dalam Islam. Berikut adalah langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan Puasa Asyura:
1. Niat Puasa
Dilakukan di Malam Hari: Niat untuk berpuasa Asyura sebaiknya dilakukan di malam hari sebelum fajar.
Niat di Hati: Niat adalah tekad dalam hati untuk melaksanakan puasa karena Allah SWT.
2. Menahan Diri dari yang Membatalkan Puasa
Waktu: Puasa bermula dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Hal-hal yang Membatalkan Puasa:
Makan dan minum.
Hubungan suami istri.
Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui lubang yang terbuka dengan sengaja.
Muntah dengan sengaja.
Haid dan nifas bagi perempuan.
3. Sahur
Disunnahkan: Meskipun bukan kewajiban, sahur sangat dianjurkan karena memberikan kekuatan fisik dan spiritual selama menjalani puasa. Rasulullah SAW bersabda: "Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur ada keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Berbuka Puasa
Waktu: Segera berbuka ketika matahari terbenam.
Anjuran: Dianjurkan untuk berbuka dengan kurma atau air putih, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Doa Berbuka: Disunnahkan membaca doa sebelum berbuka puasa:
Dalam bahasa Arab: "اللهم إني لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت"
Terjemahan: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."
5. Melaksanakan Ibadah dan Amalan Sunnah Lainnya
Salat: Menjaga salat lima waktu dengan tepat waktu.
Tilawah Al-Qur'an: Membaca dan mengkaji Al-Qur'an.
Dzikir: Memperbanyak dzikir dan doa.
Sedekah: Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan.
Puasa Tasu'a: Dianjurkan juga untuk berpuasa pada hari ke-9 Muharram (sehari sebelum Asyura) sebagai tambahan dan untuk membedakan dari kebiasaan puasa kaum Yahudi, sebagaimana disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
6. Menjaga Akhlak dan Perilaku
Menjaga Lisan: Menghindari berkata-kata kasar, ghibah, dan fitnah.
Menjaga Sikap: Berusaha bersikap baik, sabar, dan ramah kepada semua orang.
Dengan mengikuti tata cara ini, diharapkan puasa Asyura yang dijalankan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat serta keberkahan bagi yang menjalankannya.
Puasa Asyura Berapa Hari?
Puasa Asyura umumnya dilakukan pada satu hari, yaitu tanggal 10 Muharram. Namun, ada beberapa praktik tambahan yang dianjurkan:
Puasa pada Hari Kesepuluh (Asyura) Saja:
Hari: 10 Muharram.
Keutamaan: Ini adalah puasa yang paling dikenal dan dianjurkan, dan merupakan fokus utama dari puasa Asyura.
Puasa pada Hari Kesembilan dan Kesepuluh (Tasu'a dan Asyura):
Hari: 9 dan 10 Muharram.
Keutamaan: Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram sebagai bentuk pembeda dari kebiasaan puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menyebutkan:
لَئِنْ عِشْتُ إِلَىٰ الْقَابِلِ لَصَوْمَنَّ يَوْمَ التَّاسِعِ" (رواه مسلم)
Artinya:
"Jika aku masih hidup pada tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan." (HR. Muslim)
Puasa pada Hari Kesepuluh dan Hari Kesebelas:
Hari: 10 dan 11 Muharram.
Keutamaan: Sebagai alternatif dari puasa pada hari kesembilan, berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas juga dianjurkan. Ini juga merupakan cara untuk membedakan puasa umat Islam dari puasa kaum Yahudi.
Dengan demikian, puasa Asyura bisa dilakukan pada satu hari (10 Muharram) atau dua hari (9 dan 10 Muharram) atau tiga hari (9, 10, dan 11 Muharram) sesuai dengan praktik yang dianjurkan.
Dalil Tentang Puasa Asyura
Berikut adalah beberapa dalil atau hadis yang terkait dengan Puasa Asyura, yang menunjukkan keutamaan dan pelaksanaan puasa ini dalam Islam:
1. Hadis tentang Keutamaan Puasa Asyura
Hadis dari Abu Qatadah Al-Ansari:
Rasulullah SAW bersabda:
"صَوْمُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ" (رواه مسلم)
Artinya:
"Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa puasa Asyura memiliki keutamaan besar yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu.
2. Hadis tentang Puasa pada Hari Kesembilan dan Kesepuluh Muharram
Hadis dari Ibn Abbas:
Rasulullah SAW bersabda:
"لَئِنْ عِشْتُ إِلَىٰ الْقَابِلِ لَصَوْمَنَّ يَوْمَ التَّاسِعِ" (رواه مسلم)
Artinya:
"Jika aku masih hidup pada tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk berpuasa pada hari kesembilan (Tasu'a) bersama dengan hari kesepuluh (Asyura), sebagai bentuk pembeda dari kebiasaan puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh.
3. Hadis tentang Praktik Puasa Asyura oleh Kaum Yahudi
Hadis dari Ibn Abbas:
Ia menceritakan bahwa:
كَانَ يُصَامُ يَوْمُ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ صَوْمُ رَمَضَانَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَـٰذَا؟» قَالُوا: «هَـٰذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَىٰ وَبَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَىٰ» قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَىٰ مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ" (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
"Orang-orang Yahudi di Madinah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW bertanya kepada mereka, 'Apa ini?' Mereka menjawab, 'Hari ini adalah hari yang baik; hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israel dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari ini.' Rasulullah SAW bersabda, 'Kami lebih berhak atas Musa dibandingkan kalian.' Maka, Rasulullah SAW berpuasa pada hari itu dan memerintahkan untuk berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa puasa Asyura sudah dikenal sejak zaman Nabi Musa dan diadopsi oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari ibadah umat Islam.
4. Hadis tentang Anjuran Berpuasa pada Hari Kesembilan dan Kesepuluh
Hadis dari Abu Hurairah:
Rasulullah SAW bersabda:
"صُومُوا يَوْمَ التَّاسِعِ وَالْعَاشِرِ، أوِ الْعَاشِرَ وَالْحَادِيَ عَشَرَ" (رواه أحمد)
Artinya:
"Berpuasalah kalian pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram, atau kalian bisa berpuasa pada hari kesepuluh dan sebelas Muharram." (HR. Ahmad)
Hadis ini mempertegas anjuran untuk tidak hanya berpuasa pada hari kesepuluh Muharram (Asyura), tetapi juga disarankan untuk melengkapinya dengan puasa pada hari kesembilan (Tasu'a) atau hari sebelas sebagai tambahan.
Dalil-dalil ini menunjukkan pentingnya Puasa Asyura dalam Islam, serta menjelaskan amalan dan keutamaan yang berkaitan dengannya.
Apa Keutamaan Puasa Puasa Asyura?
Puasa Asyura memiliki beberapa keutamaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah keutamaan-keutamaan utama dari puasa Asyura:
1. Menghapuskan Dosa Setahun yang Lalu
Salah satu keutamaan terbesar dari Puasa Asyura adalah kemampuannya untuk menghapuskan dosa-dosa kecil selama satu tahun yang telah lalu.
2. Menyelamatkan dan Memperingati Sejarah Islam
Puasa Asyura dihubungkan dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel dari kejaran Firaun. Rasulullah SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari ini sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi Musa dan sebagai peringatan akan nikmat Allah SWT.
3. Mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW
Dengan melaksanakan Puasa Asyura, umat Islam mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, yang menegaskan pentingnya mengikuti teladan beliau dalam beribadah.
4. Sebagai Sarana Peningkatan Spiritual
Puasa Asyura merupakan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT. Ini adalah waktu untuk refleksi diri, meningkatkan kesabaran, dan memperdalam spiritualitas.
5. Memperoleh Pahala Besar
Setiap ibadah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan ajaran Islam akan mendatangkan pahala besar. Puasa Asyura, sebagai salah satu puasa sunnah yang dianjurkan, tentu saja memiliki pahala yang signifikan.
6. Menghidupkan Tradisi dan Ketaatan
Puasa Asyura juga membantu menghidupkan tradisi Islam dan memperkuat rasa ketaatan dan kebersamaan di kalangan umat Islam. Ini adalah kesempatan untuk mempererat ikatan sosial dan spiritual dalam komunitas Muslim.
7. Mengajarkan Kepedulian terhadap Sejarah Agama
Dengan memahami dan merayakan Puasa Asyura, umat Islam diingatkan akan berbagai peristiwa penting dalam sejarah agama mereka, yang dapat memperdalam kecintaan dan penghayatan terhadap ajaran Islam.
Melalui puasa Asyura, umat Islam dapat meraih berbagai keutamaan tersebut, sekaligus meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas mereka.
Kesimpulan tentang Puasa Asyura
Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Keutamaan Puasa Asyura mencakup penghapusan dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dan mengingat peristiwa bersejarah seperti penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel dari kejaran Firaun.
Dilaksanakan pada hari kesepuluh Muharram, puasa ini dapat dilakukan pada satu hari atau dikombinasikan dengan puasa pada hari kesembilan (Tasu’a) atau hari kesebelas sebagai tambahan. Tata cara puasa Asyura mirip dengan puasa lainnya, dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat yang dilakukan di malam hari sebelumnya.
Melaksanakan Puasa Asyura juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan, memperdalam spiritualitas, dan menghidupkan tradisi Islam. Selain itu, puasa ini mendorong umat Islam untuk lebih memahami sejarah agama mereka dan meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari.
Dengan meraih berbagai keutamaan dan manfaat ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan Puasa Asyura dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan berkah serta pahala dari Allah SWT.
Posting Komentar untuk "Puasa Asyura | Pengertian, Keutamaan, Niat, Tata cara, dan Dalil"